Senin, 04 April 2016

Gerhana Matahari

Baru-baru ini tepatnya tanggal 9 Maret 2016 Indonesia mengalami sebuah fenomena yang sangat langka, yaitu gerhana matahari total. Sebenarnya setelah Indonesia merdeka, negara ini juga pernah mengalami gerhana matahari total pada tahun 1983. Namun pada tahun itu pemerintah melarang seluruh masyarakat Indonesia untuk melihat secara langsung dikarenakan pada tahun itu belum ada alat sederhana yang bisa digunakan untuk melihat fenomena tersebut, jadi masyarakat Indonesia hanya bisa melihat fenomena tersebut dari televisi yang disiarkan langsung oleh TVRI satu-satunya saluran televisi pada masa itu.


       

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Banyak orang yang bilang kejadian ini sangat indah dan menakjubkan, namun melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari) dapat membahayakan, karena mengakibatkan kerusakan permanen retina mata akibat radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Penggunaan kaca mata untuk menyaksikan gerhana tidak aman karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. Karena cepatnya peredaran Bumi mengitari matahari, gerhana matahari tak mungkin berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik, sehingga pengamatan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.

Jenis-jenis gerhana Matahari

Gerhana matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:

1. Gerhana total, terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

2. Gerhana sebagian, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

3. Gerhana cincin, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

4. Gerhana hibrida, bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.

NASA dan timeanddate membuat sebuah prediksi terjadinya gerhana matahari di dunia. Berikut daftar gerhana matahari yang pernah terjadi dan akan terjadi di Indonesia dari tahun 1901-2019 menurut dua lembaga tersebut.

1.     18 Mei 1901, Daerah: Padang, Jambi, Pontianak, Balikpapan, Samarinda, Palu, dan Ambon.

2.  14 Januari 1926, Daerah: Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dan Pontianak.

3.       9 Mei 1929, Daerah: Aceh dan Sumatera Utara.

4.       13 Februari 1934, Daerah: Manado, Maluku Utara.

5.       4 Februari 1962, Daerah: Palu, Papua.

6.  11 Juni 1983, Daerah: Yogyakarta, Semarang, Solo, Kudus, Madius, Kediri, Surabaya, Makassar, Kendari, dan Papua.

7.       22 November 1984, Daerah: Papua.

8.      18 Maret 1988, Daerah: Palembang, Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bangka Belitung. Waktu: 2 menit 19 detik.

9.      24 Oktober 1995, Daerah: Sangihe Waktu: 1 menit 53 detik.

10.   9 Maret 2016, Daerah: Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, dan Ternate.

11.   20 April 2023, Daerah: Makassar dan Papua.

12.   19 April 2042, Daerah: Jambi.

13.   24 November 2049, Daerah: Jakarta.


Mitos dan Fakta dari Gerhana MAtahari

Dibalik sebuah fenomena pasti ada sebuah mitos dan faktanya, berikut 23 mitos dan fakta gerhana matahari tahun 2016 di Indonesia.

1.      Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang biasa terjadi sejak pembentukan tata surya 4,5 miliar tahun silam. Gerhana selalu terjadi pada saat fase bulan baru, yaitu saat bulan berada di antara matahari dan bumi.

2.   Indonesia adalah satu-satunya negara yang akan dilintasi oleh GMT 2016. Gerhana matahari total akan dimulai dari Pagai Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada 7:18 waktu setempat. Dan berakhir di Maba, Maluku Utara, pada 9:56 waktu setempat.

3.   Gerhana Matahari Total (GMT) pada tanggal 9 Maret 2016 besok merupakan GMT pertama pada abad ke-21 di wilayah Indonesia yang akan terjadi lagi pada tahun 2042.

4.   Gerhana Matahari Total (GMT) dapat dinikmati dan dilihat di 12 provinsi Indonesia, yaitu: Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selantan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara.

5.      GMT akan melewati beberapa kota-kota besar di Indonesia seperti di antaranya: Jakarta (mulai pukul 6:19 waktu setempat), Padang (6:21), Pontianak (6:23),  Denpasar (7:22), Banjarmasin (7:23), Makassar (7:25), Kupang (7:28), Manado (7:34), Bandung (8:32), Ambon (8:33), Surabaya (8:40).

6.    Pada saat GMT akan terjadi pemandangan yang istimewa yaitu: Penampakan Mutiara Baily's Bead (terlihat satu menit menjelang dan sesudah totalitas gerhana), Cincin berlian (lima belas detik sebelum dan sesudah GMT), dan Korona Matahari (terlihat pada saat GMT). Kita juga bisa melihat dan mengamati semburan api pada permukaan matahari hanya pada saat terjadi gerhana matahari total.

7.    Gerhana Matahari Total (GMT) terakhir kali melintasi wilayah Indonesia pada 24 Oktober 1995 selama kurun waktu 3 menit 46 detik, akan terjadi lagi pada tahun 2023 dan 2028.

8.      Dalam setahun, bisa terjadi 4-7 kali gerhana dalam beberapa macam. Kadang gerhana matahari lebih banyak dari gerhana bulan, tapi pada tahun yang lain, gerhana bulan lebih sering dari gerhana matahari. Jarak waktu minimal terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan adalah dua minggu. Khusus pada gerhana matahari, bisa terjadi 2-5 kali dalam setahun, baik total, cincin, ataupun sebagian.

9.  Gerhana matahari lebih istimewa jika dibandingkan dengan gerhana bulan, sebab hanya sebagian kecil wilayah bumi yang bisa menikmati keindahannya dalam waktu yang lebih singkat. Sedangkan gerhana bulan bisa dinikmati oleh seluruh penjuru dunia.

10. Melihat gerhana matahari tanpa menggunakan apa-apa alias mata telanjang bisa mengakibatkan kerusakan pada mata.

11.  Mengamati gerhana matahari harus menggunakan kacamata khusus gerhana, dan pada saat fase gerhana total, lepas kacamatanya, lalu gunakan kembali pada saat GMT berakhir. Jika tidak mempunyai filter, lihatlah proyeksi citra matahari di kertas atau tanah.

12.  Filter kacamata yang digunakan untuk melihat gerhana matahari harus memiliki nilai neutral density lima (ND5) yang mampu melemahkan cahaya matahari hingga 100 ribu kali. Filter neutral density lima (ND5) bisa diganti dengan film hitam putih kodak T Max asa 100, perlu diingat jika seri yang lain tidak bisa digunakan untuk pengganti ND5.

13.  GMT 1983 yang terjadi pada tanggal 11 Juni 1983 menjadi gerhana matahari terheboh karena pada masa Pemerintahan Soeharto melarang rakyatnya untuk melihat langsung gerhana. Alhasil, masyarakat memilih untuk berdiam diri didalam rumah sambil menyaksikan siaran langsung GMT di TVRI. Bahkan ada yang menutup jendela-jendela rumah dan mata hewan agar tidak mengalami kebutaan.

14.  Kementerian Pariwisata akan menargetkan lima juta wisatawan datang pada semua titik pantau gerhana, 100 ribu di antaranya berasal dari mancan negara. Pemerintah sudah merancang kegiatan untuk destinasi wisata gerhana. Di Ternate dilaporkan sudah ada seribu wisatawan akan berada di Ternate untuk menikmati totalitas gerhana matahari.

15. Gerhana matahari membantu manusia dalam mengungkap alam semesta, di mulai dengan adanya pembuktian kebenaran Teori Einstein bahwa benda bermassa besar menyebabkan kelengkungan ruang dan waktu. Ternyata teori itu benar, cahaya bintang di belakang matahari mengalami pembelokan sebesar 1,61 detik busur. Pengetahuan tentang gravitasi yang mampu membelokkan cahaya ini pun digunakan untuk mengungkap planet-planet yang letaknya sangatlah jauh.

16.  Masyarakat Jawa dan Bali percaya gerhana merupakan  ulah Batara Kala atau Batara Kala Rau. Gerhana dianggap peristiwa ketika Batara Kala Rau, yang tinggal kepala, menelan Dewi Ratih. Cerita ini turun-temurun diceritakan kalah gerhana terjadi.

17.  Di Halmahera sebagian masyarakat dianggap gerhana terjadi akibat suanggi atau setan melahap matahari. Uniknya, masyarakat yang percaya mitos-mitos tadi membuat reaksi yang sama ketika gerhana terjadi. Mereka, di Jawa, Bali dan Halmahera untuk membuat bunyi-bunyian.

18.  Di zaman modern seperti sekarang ini fenomena gerhana matahari juga mempunyai mitos lain. Mereka yang melihat gerhana matahari akan berakibat kebutaan.

19.   Dalam masyarakat Jawa, larangan bagi wanita hamil untuk keluar rumah saat terjadi gerhana matahari. Anak-anak kecil diharuskan masuk rumah untuk menghindari murka Betara Kala.

20. Di Jepang bahwa gerhana matahari adalah sebuah wabah yang sangat berbahaya. Matahari tertutup dan terjadinya gelap sesaat itu diyakin racun yang disebar. Untuk menghindari air bumi terkena racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.

21.  Sebagian masyarakat China percaya jika terjadinya gerhana matahari disebabkan oleh adanya seekor naga yang tengah melahap matahari. Menurut legenda setempat, dahul ada dua orang astrolog bernama Hsi dan Ho yang dieksekusi mati karena gagal dalam memprediksi waktu terjadinya gerhana. Dan untuk menakuti naga, masyarakat China membunyikan suara-suara keras seperti petasan. Hingga saat ini, tradisi itu pun tetap dilakukan.

22.   Dalam mitologi Mesir Kuno, fenomena gerhana matahari dikaitkan dengan kisah Dewa Ra. Ra adalah dewa berkepala elang yang merupakan dewa matahari. Dalam kesehariannya, Ra memimpin sebuah perahu yang banyak berisi dewa untuk melintasi langit.

Ketika malam hari, Ra kembali ke barat lewat jalan akhirat dengan membawa cahaya untuk jiwa-jiwa yang sudah tiada. Diceritakan dalam mitos tersebut bahwa perjalanan Ra melintasi langit adalah perjalanan yang sangat berbahaya. Letak bahaya dari perjalanan Ra adalah adanya Apep, yaitu dewa ular laut yang jahat. Apep selalu berusaha untuk menghentikan perjalanan Ra.

Mitos mesir kuno meyakini, jika terjadi gerhana matahari maka Apep telah berhasil menghentikan perjalanan Ra, walaupun pada akhirnya Ra tetap berhasil meloloskan diri dan matahari pun kembali bersinar.

23.  Dalam mitos dari India, gerhana matahari diyakini terjadi karena ada dua setan yakni Rahu dan Ketu yang menelan matahari. Masyarakat India menyarankan pada wanita hamil untuk tetap berada di dalam rumah selama gerhana berlangsung agar bayi mereka tidak lahir cacat.




Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar