Baru-baru ini
tepatnya tanggal 9 Maret 2016 Indonesia mengalami sebuah fenomena yang sangat
langka, yaitu gerhana matahari total. Sebenarnya setelah Indonesia merdeka,
negara ini juga pernah mengalami gerhana matahari total pada tahun 1983. Namun pada
tahun itu pemerintah melarang seluruh masyarakat Indonesia untuk melihat secara
langsung dikarenakan pada tahun itu belum ada alat sederhana yang bisa digunakan
untuk melihat fenomena tersebut, jadi masyarakat Indonesia hanya bisa melihat
fenomena tersebut dari televisi yang disiarkan langsung oleh TVRI satu-satunya
saluran televisi pada masa itu.
Gerhana
matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari,
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih
kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan
yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat
dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Banyak orang
yang bilang kejadian ini sangat indah dan menakjubkan, namun melihat secara
langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari) dapat
membahayakan, karena mengakibatkan kerusakan permanen retina mata akibat
radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang
ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari
membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara
tidak langsung. Penggunaan kaca mata untuk menyaksikan gerhana tidak aman
karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.
Karena cepatnya peredaran Bumi mengitari matahari, gerhana matahari tak mungkin
berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik, sehingga pengamatan sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin.
Jenis-jenis gerhana Matahari
Gerhana matahari dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu:
1. Gerhana
total, terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup
sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih
besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan
sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan
Bumi-Matahari.
2. Gerhana
sebagian, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan
Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana
cincin, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan
Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada
di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh
piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan
Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang
bercahaya.
4. Gerhana
hibrida, bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di
permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada
titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
NASA dan
timeanddate membuat sebuah prediksi terjadinya gerhana matahari di dunia. Berikut
daftar gerhana matahari yang pernah terjadi dan akan terjadi di Indonesia dari
tahun 1901-2019 menurut dua lembaga tersebut.
1. 18 Mei 1901, Daerah: Padang, Jambi, Pontianak,
Balikpapan, Samarinda, Palu, dan Ambon.
2. 14 Januari 1926, Daerah: Bengkulu, Palembang,
Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dan Pontianak.
3.
9 Mei 1929, Daerah: Aceh dan Sumatera Utara.
4.
13 Februari 1934, Daerah: Manado, Maluku Utara.
5.
4 Februari 1962, Daerah: Palu, Papua.
6. 11 Juni 1983, Daerah: Yogyakarta, Semarang,
Solo, Kudus, Madius, Kediri, Surabaya, Makassar, Kendari, dan Papua.
7.
22 November 1984, Daerah: Papua.
8. 18 Maret 1988, Daerah: Palembang, Bengkulu,
Pangkal Pinang, dan Bangka Belitung. Waktu: 2 menit 19 detik.
9. 24 Oktober 1995, Daerah: Sangihe Waktu: 1 menit
53 detik.
10.
9 Maret 2016, Daerah: Palembang, Palangkaraya,
Balikpapan, Palu, dan Ternate.
11.
20 April 2023, Daerah: Makassar dan Papua.
12.
19 April 2042, Daerah: Jambi.
13.
24 November 2049, Daerah: Jakarta.
Mitos dan Fakta dari Gerhana MAtahari
Dibalik
sebuah fenomena pasti ada sebuah mitos dan faktanya, berikut 23 mitos dan fakta
gerhana matahari tahun 2016 di Indonesia.
1. Gerhana
Matahari merupakan fenomena alam yang biasa terjadi sejak pembentukan tata
surya 4,5 miliar tahun silam. Gerhana selalu terjadi pada saat fase bulan baru,
yaitu saat bulan berada di antara matahari dan bumi.
2. Indonesia
adalah satu-satunya negara yang akan dilintasi oleh GMT 2016. Gerhana matahari
total akan dimulai dari Pagai Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada 7:18
waktu setempat. Dan berakhir di Maba, Maluku Utara, pada 9:56 waktu setempat.
3. Gerhana
Matahari Total (GMT) pada tanggal 9 Maret 2016 besok merupakan GMT pertama pada
abad ke-21 di wilayah Indonesia yang akan terjadi lagi pada tahun 2042.
4. Gerhana
Matahari Total (GMT) dapat dinikmati dan dilihat di 12 provinsi Indonesia,
yaitu: Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selantan, Kalimantan Timur,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara.
5. GMT
akan melewati beberapa kota-kota besar di Indonesia seperti di antaranya:
Jakarta (mulai pukul 6:19 waktu setempat), Padang (6:21), Pontianak
(6:23), Denpasar (7:22), Banjarmasin
(7:23), Makassar (7:25), Kupang (7:28), Manado (7:34), Bandung (8:32), Ambon
(8:33), Surabaya (8:40).
6. Pada
saat GMT akan terjadi pemandangan yang istimewa yaitu: Penampakan Mutiara
Baily's Bead (terlihat satu menit menjelang dan sesudah totalitas gerhana),
Cincin berlian (lima belas detik sebelum dan sesudah GMT), dan Korona Matahari
(terlihat pada saat GMT). Kita juga bisa melihat dan mengamati semburan api
pada permukaan matahari hanya pada saat terjadi gerhana matahari total.
7. Gerhana
Matahari Total (GMT) terakhir kali melintasi wilayah Indonesia pada 24 Oktober
1995 selama kurun waktu 3 menit 46 detik, akan terjadi lagi pada tahun 2023 dan
2028.
8. Dalam
setahun, bisa terjadi 4-7 kali gerhana dalam beberapa macam. Kadang gerhana
matahari lebih banyak dari gerhana bulan, tapi pada tahun yang lain, gerhana
bulan lebih sering dari gerhana matahari. Jarak waktu minimal terjadinya
gerhana matahari dan gerhana bulan adalah dua minggu. Khusus pada gerhana
matahari, bisa terjadi 2-5 kali dalam setahun, baik total, cincin, ataupun
sebagian.
9. Gerhana
matahari lebih istimewa jika dibandingkan dengan gerhana bulan, sebab hanya
sebagian kecil wilayah bumi yang bisa menikmati keindahannya dalam waktu yang
lebih singkat. Sedangkan gerhana bulan bisa dinikmati oleh seluruh penjuru
dunia.
10. Melihat
gerhana matahari tanpa menggunakan apa-apa alias mata telanjang bisa
mengakibatkan kerusakan pada mata.
11. Mengamati
gerhana matahari harus menggunakan kacamata khusus gerhana, dan pada saat fase
gerhana total, lepas kacamatanya, lalu gunakan kembali pada saat GMT berakhir.
Jika tidak mempunyai filter, lihatlah proyeksi citra matahari di kertas atau
tanah.
12. Filter
kacamata yang digunakan untuk melihat gerhana matahari harus memiliki nilai
neutral density lima (ND5) yang mampu melemahkan cahaya matahari hingga 100
ribu kali. Filter neutral density lima (ND5) bisa diganti dengan film hitam
putih kodak T Max asa 100, perlu diingat jika seri yang lain tidak bisa
digunakan untuk pengganti ND5.
13. GMT
1983 yang terjadi pada tanggal 11 Juni 1983 menjadi gerhana matahari terheboh
karena pada masa Pemerintahan Soeharto melarang rakyatnya untuk melihat
langsung gerhana. Alhasil, masyarakat memilih untuk berdiam diri didalam rumah
sambil menyaksikan siaran langsung GMT di TVRI. Bahkan ada yang menutup
jendela-jendela rumah dan mata hewan agar tidak mengalami kebutaan.
14. Kementerian
Pariwisata akan menargetkan lima juta wisatawan datang pada semua titik pantau
gerhana, 100 ribu di antaranya berasal dari mancan negara. Pemerintah sudah
merancang kegiatan untuk destinasi wisata gerhana. Di Ternate dilaporkan sudah
ada seribu wisatawan akan berada di Ternate untuk menikmati totalitas gerhana
matahari.
15. Gerhana
matahari membantu manusia dalam mengungkap alam semesta, di mulai dengan adanya
pembuktian kebenaran Teori Einstein bahwa benda bermassa besar menyebabkan
kelengkungan ruang dan waktu. Ternyata teori itu benar, cahaya bintang di
belakang matahari mengalami pembelokan sebesar 1,61 detik busur. Pengetahuan
tentang gravitasi yang mampu membelokkan cahaya ini pun digunakan untuk
mengungkap planet-planet yang letaknya sangatlah jauh.
16. Masyarakat
Jawa dan Bali percaya gerhana merupakan
ulah Batara Kala atau Batara Kala Rau. Gerhana dianggap peristiwa ketika
Batara Kala Rau, yang tinggal kepala, menelan Dewi Ratih. Cerita ini
turun-temurun diceritakan kalah gerhana terjadi.
17. Di
Halmahera sebagian masyarakat dianggap gerhana terjadi akibat suanggi atau
setan melahap matahari. Uniknya, masyarakat yang percaya mitos-mitos tadi
membuat reaksi yang sama ketika gerhana terjadi. Mereka, di Jawa, Bali dan
Halmahera untuk membuat bunyi-bunyian.
18. Di
zaman modern seperti sekarang ini fenomena gerhana matahari juga mempunyai
mitos lain. Mereka yang melihat gerhana matahari akan berakibat kebutaan.
19. Dalam
masyarakat Jawa, larangan bagi wanita hamil untuk keluar rumah saat terjadi
gerhana matahari. Anak-anak kecil diharuskan masuk rumah untuk menghindari
murka Betara Kala.
20. Di
Jepang bahwa gerhana matahari adalah sebuah wabah yang sangat berbahaya.
Matahari tertutup dan terjadinya gelap sesaat itu diyakin racun yang disebar.
Untuk menghindari air bumi terkena racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.
21. Sebagian
masyarakat China percaya jika terjadinya gerhana matahari disebabkan oleh
adanya seekor naga yang tengah melahap matahari. Menurut legenda setempat,
dahul ada dua orang astrolog bernama Hsi dan Ho yang dieksekusi mati karena
gagal dalam memprediksi waktu terjadinya gerhana. Dan untuk menakuti naga,
masyarakat China membunyikan suara-suara keras seperti petasan. Hingga saat
ini, tradisi itu pun tetap dilakukan.
22. Dalam
mitologi Mesir Kuno, fenomena gerhana matahari dikaitkan dengan kisah Dewa Ra.
Ra adalah dewa berkepala elang yang merupakan dewa matahari. Dalam
kesehariannya, Ra memimpin sebuah perahu yang banyak berisi dewa untuk
melintasi langit.
Ketika malam hari, Ra kembali ke
barat lewat jalan akhirat dengan membawa cahaya untuk jiwa-jiwa yang sudah
tiada. Diceritakan dalam mitos tersebut bahwa perjalanan Ra melintasi langit
adalah perjalanan yang sangat berbahaya. Letak bahaya dari perjalanan Ra adalah
adanya Apep, yaitu dewa ular laut yang jahat. Apep selalu berusaha untuk
menghentikan perjalanan Ra.
Mitos mesir kuno meyakini, jika
terjadi gerhana matahari maka Apep telah berhasil menghentikan perjalanan Ra,
walaupun pada akhirnya Ra tetap berhasil meloloskan diri dan matahari pun
kembali bersinar.
23. Dalam mitos dari India, gerhana matahari
diyakini terjadi karena ada dua setan yakni Rahu dan Ketu yang menelan
matahari. Masyarakat India menyarankan pada wanita hamil untuk tetap berada di
dalam rumah selama gerhana berlangsung agar bayi mereka tidak lahir cacat.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar