Sekitar tahun 2008
ada sebuah teknologi yang coba diperkenalkan ke dunia, yaitu AR (Augmented
Reality). Di Indonesia sendiri sekarang telah banyak aplikasi-aplikasi yang
menggunakan teknologi AR. Teknologi AR merupakan terobosan dibidang teknologi
yang sangat canggih. Karena dengan teknologi ini kita dapat membuat segala hal
yang abstrak atau virtual bisa kelihatan nyata atau real.
AR (Augmented
Reality) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun
tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan
benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti Virtual Reality yang
sepenuhnya menggantikan kenyataan, AR sekadar menambahkan atau melengkapi
kenyataan.
Benda-benda
maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan
inderanya sendiri. Hal ini membuat AR sesuai sebagai alat untuk membantu
persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang
ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam dunia nyata.
Augmented
Reality dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan,
dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer,
industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam
perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.
Ronald T.
Azuma (1997) mendefinisikan Augmented Reality sebagai penggabungan benda-benda
nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu
nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya
terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan
dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui
perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan
penjejakan yang efektif.
Selain
menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga
berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan
gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan
nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam
lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai
kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata
dari pandangan pengguna.
Milgram dan
Kishino (1994) merumuskan kerangka kemungkinan penggabungan dan peleburan dunia
nyata dan dunia maya ke dalam sebuah Virtuality Continuum. Sisi yang paling
kiri adalah lingkungan nyata yang hanya berisi benda nyata, dan sisi paling
kanan adalah lingkungan maya yang berisi benda maya.
Dalam Augmented
Reality, yang lebih dekat ke sisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda
bersifat maya, sementara dalam Augmented Virtuality, yang lebih dekat ke sisi
kanan, lingkungan bersifat maya dan benda bersifat nyata. Augmented Reality dan
Augmented Virtuality digabungkan menjadi mixed reality atau realitas campuran.
Cara kerja
dari Sistem Augmented Reality adalah dengan bekerja berdasarkan deteksi citra
dan citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya sebenarnya cukup
sederhana, webcam yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan,
kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, webcam akan melakukan
perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila tidak,
maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai maka informasi
marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi
yang telah dibuat sebelumnya.
Untuk lebih lengkapnya, berikut tahapan utama
sistem Augmented Reality tersebut :
1. Pertama-tama
dibuat terlebih dahulu objek yang akan ditampilkan. Secara umum objek yang dibuat
adalah benda 3D , foto, video, ataupun animasi yang dibuat dengan software
perancangan objek seperti Google sketchup, 3DMax , atau dengan Blender.
2. Setelah
objek jadi, maka objek tersebut akan disimpan ke dalam library. Kemudian
setelah itu yang perlu dibuat adalah marker. Marker adalah sebuah penanda yang
memiliki pola khusus, marker yang digunakan untuk teknologi Augmented reality
ini adalah pola kotak dengan standard tertentu. Marker inilah yang nantinya
akan dideteksi oleh webcam untuk menampilkan objek, setelah itu pola marker
yang dibuat harus disimpan ke dalam library juga agar nantinya aplikasi yang
dibuat dapat membedakannya dengan marker yang lain. Biasanya penyimpanan marker
ini membutuhkan bantuan aplikasi lain seperti marker generator.
3. Setelah kedua komponen utama yaitu marker dan objek telah jadi, kita membuat
aplikasi yang dapat membangkitkan objek dari marker yang dibuat dengan bantuan
builder, untuk tugas akhir ini adalah dengan Adobe Flex SDK yang bersifat open
source dan berbasis action script.
Teknologi AR
sendiri telah dikembangkan dalam berbagai hal, dalam pemanfaatanya
teknologi ini dapat digunakan dalam hal:
1. Augmented
Reality Interactive Games
2. Augmented
Reality Presentation
3. Augmented
Reality Event
4. Augmented
Reality High Tech Environment
5. Augmented
Reality Website
6. Augmented
Reality Promotion
Contoh dari Augmented Reality:
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar